Self reminder MPASI

Saya akan meng’copy dan menyimpan isi dari blog : http://www.tipsbayi.com/mengenalkan-mpasi-setelah-bayi-berusia-6-bulan.html
——————————————————————————————————————————-

Mengenalkan MPASI Setelah Bayi Berusia 6 Bulan

mpasi bayi 6 bulanAnda mulai bisa memperkenalkan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) kepada bayi Anda setelah ia berusia 6 bulan. Hingga usianya 6 bulan, asupan terbaik untuknya adalah ASI Eksklusif.

Ketika bayi sudah siap menerima MPASI, biasanya ia akan memberikan “sinyal”, alias tanda-tanda, diantaranya:

  • Kekuatan kepala: ia sudah bisa menahan kepalanya dalam posisi tegak dengan stabil.
  • Untuk bisa menyimpan makanan dalam mulutnya untuk kemudian ditelan, bayi harus mulai berhenti menggunakan lidahnya untuk mendorong makanan keluar dari mulutnya.
  • Duduk dengan baik sambil bersandar: untuk bisa menelan dengan baik, tentu saja bayi harus sudah bisa duduk dengan tegak, walaupun dengan bersandar.
  • Pada sebagian bayi, seringkali mereka akan terlihat “kelaparan”, walaupun sudah 8-10 minum ASI/Sufor dalam sehari.
  • Mulai tertarik dengan makanan Anda
Baca juga artikel terkait tentang makanan pertama bayi dan tuntunan membuat makanan bayi sendiri.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengenalan MPASI adalah sebagai  berikut:

  1. MPASI diberikan sedikit demi sedikit, misalnya 2 -3 sendok pada saat pertama, dan jumlahnya bisa ditambah seiring perkembangan bayi, agar terbiasa dengan teksturnya.
  2. Pemberian MPASI dilakukan di sela-sela pemberian ASI dan dilakukan secara bertahap pula. Misalnya untuk pertama 1 kali dalam sehari, kemudian meningkat menjadi 3 kali dalam sehari.
  3. Tepung beras sangat baik digunakan sebagai bahan MPASI karena sangat kecil kemungkinannya menyebabkan alergi pada bayi. Tepung beras yang baik adalah yang berasal dari beras pecah kulit yang lebih banyak kandungan gizinya.
  4. Pengenalan sayuran sebaiknya didahulukan daripada pengenalan buah, karena rasa buah yang lebih manis lebih disukai bayi, sehingga jika buah dikenalkan terlebih dahulu, dikhawatirkan akan ada kecenderungan bayi untuk menolak sayur yang rasanya lebih hambar. Sayur dan buah yang dikenalkan pun hendaknya dipilih yang mempunyai rasa manis.
  5. Hindari penggunaan garam dan gula. Utamakan memberikan MPASI dengan rasa asli makanan, karena bayi usia 6-7 bulan, fungsi ginjalnya belum sempurna. Untuk selanjutnya, gula dan garam bisa ditambahkan tetapi tetap dalam jumlah yang sedikit saja. Sedangkan untuk merica bisa ditambahkan setelah anak berusia 2 tahun.
  6. Untuk menambah cita rasa, MPASI bisa menggunakan kaldu ayam, sapi, atau ikan yang Anda buat sendiri, serta bisa juga disertakan berbagai bumbu seperti daun salam, daun bawang, seledri.
  7. Jangan terlalu banyak mencampur banyak jenis makanan pada awal pemberian MPASI, namun cukup satu per satu saja. Berikan dulu dalam 2-4 hari untuk mengetahui reaksi bayi terhadap setiap makanan yang diberikan, untuk mengetahui jika ia memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
  8. Perhatikan bahan makanan yang sering menjadi pemicu alergi seperti telur, kacang, ikan, susu dan gandum.
  9. Telur bisa diberikan kepada bayi sejak umur 6 bulan, tetapi pemberiannya bagian kuning terlebih dahulu, karena bagian putih telur dapat memicu reaksi alergi.
  10. Madu sebaiknya diberikan pada bayi usia lebih dari 1 tahun karena madu seringkali mengandung suatu jenis bakteri yang bisa menghasilkan racun pada saluran cerna bayi yang dikenal sebagai toksin botulinnum (infant botulism).
  11. Pengolahan MPASI harus higienis dan alat yang digunakan juga diperhatikan kebersihannya.

Tahapan pengenalan MPASI:

Mulai usia 6 bulan

Tekstur makanan : semi cair.

Mulailah dengan makanan lunak seperti biskuit yang diencerkan pakai air atau susu. Kenalkan pula bubur susu dalam jumlah sedikit demi sedikit. Bubur susu sebaiknya dibuat sendiri dari tepung beras yang dicampur dengan ASI atau susu formula. Untuk pengenalan rasa, selingi dengan tepung beras merah, kacang hijau, atau labu kuning.

Mulai pemberian sayuran yang dijus, kemudian buah yang dhaluskan atau di jus. Sayur dan buah yang disarankan yaitu: zicchini, pisang, pir, alpukat, jeruk.

Pemberian ASI atau susu formula di selang seling waktu makan utama.Untuk kebutuhan susu/cairan dihitung dari kebutuhan cairan per usia dan berat badan bayi. Kebutuhan cairan pada usia bayi trimester pertama sekitar 150cc/hari/berat badan.Trimester kedua sebesar 125cc/kg BB/hr dan trimester ketiga 110 cc/kg BB/hr.Contoh usia 12 bulan bb 10 kg, kebutuhan cairan sebesar 110 cc x 10 kg = 1.100 cc

Mulai usia 7 bulan

Perkenalkan dengan tekstur yang lebih kasar (semi padat) yaitu bubur tim saring. Coba terus seandainya bayi menolak atau muntah karena tahapan ini harus dilaluinya. Jika tidak nanti bayi akan malas mengunyah.

Perhatikan asupan zat besi seperti hati sapi karena di usia ini cadangan zat besi bayi mulai berkurang.

Setelah secara bertahap pemberian tim saring, bayi bisa dikenalkan dengan nasi tim tanpa disaring.

Jenis sayur dan buah yang disarankan: asparagus, wortel, bayam, sawi, bit, lobak, kol, mangga, blewah, timun suri, peach.

Bisa juga ditambahkan ayam, sapi, hati ayam/sapi, tahu, tempe.

Mulai usia 9 bulan

Mulai dikenalkan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk pauk dengan sayuran seperti sup.

Pada usia lebih dari 1 tahun, anak sudah bisa mengkonsumsi makanan keluarga.

Contoh Jadwal Pemberian MPASI

Sebagai acuan, untuk memberikan MPASI kepda si kceil, Anda bisa melihat jadwal di bawah ini. Jadwal ini bukan acuan baku lho, hanya untuk memberikan gambaran. Silahkan sesuaikan dengan kondisi buah hati Anda…

Untuk Bayi Usia 6-7 bulan:

06.00 : ASI/ susu formula.

08.00 : biskuit yang diencerkan dengan air/ASI/susu formula.

10.00 : buah.

12.00 : bubur susu.

13.00 : ASI/ susu formula.

14.00 : biskuit yang diencerkan dengan air/ ASI/ susu formula.

16.00 : ASI/ susu formula.

18.00: Bubur susu.

19.00 : ASI/susu formula.

Untuk Bayi Usia 7-8 bulan:

06.00 : ASI/ susu formula.

08.00 : biskuit/ bubur susu.

10.00 : buah.

12.00 : bubur saring.

13.00 : ASI/ susu formula.

14.00 : bubur susu.

16.00 : ASI/ susu formula.

18.00 : bubur saring.

19.00 : ASI / susu formula.

Untuk Bayi Usia 9-12 bulan:

06.00 : ASI/ susu formula.

08.00 : bubur susu.

10.00 : buah.

12.00 : bubur tim/ nasi lembek.

13.00 : ASI/ susu formula.

14.00 : bubur susu/ biskuit/ snack.

16.00 : ASI/ susu formula.

18.00 : Nasi tim/ nasi lembek.

19.00 : ASI/ susu formula.

Apa Tanda Si Kecil Sudah Kenyang?

Berikut tanda-tanda yang bisa menjadi ukuran ketika bayi Anda kenyang…

  1. Duduk bersandar di kursinya
  2. Berpaling setiap kali Anda sodorkan makanan
  3. Mulai memainkan makanan atau sendoknya
  4. Tidak mau membuka mulutnya

4 Bulan Baby Kesa

Selamat pagi hari Jumat yang indah, thank’s God it’s Friday.  Pagi ini kita isi dengan nambah-nambah ilmu dengan baca-baca artikel di internet, artikel apalagi kalau bukan tentang bayi, bayi, dan bayi. Karena si Baby Kesa baru empat bulan, aku search lah kata kuncinya “Perkembangan Bayi 4 Bulan” Apa isi artikel ini mirip bahkan kebanyakan sama dengan perkembangan Baby Kesa, yang doyan tengkurap lah, doyan ngemut tangan lah, dll. Ibu mana yang tak bahagia kalau anaknya sehat, dan berkembang sebagaimana mestinya…

http://bidanku.com/perkembangan-bayi-4-bulan
http://bidanku.com/perkembangan-bayi-4-bulan

Sehat terus yaa kesayangan ibu :*

ASI exclusive

Sebelum baby Kesawa lahir, aku sudah mulai browsing-browsing soal ASI, soal bagaimana cara awal memberi bayi baru lahir ASI, bagaimana agar ASI lancar, sampai bagaimana manajemen ASI untuk ibu bekerja. Semua aku pelajari pelan-pelan. Berbekal ilmu yang tak seberapa dari Om Google dan saran teman sekitar, aku berkomitmen agar bayiku bisa ASI exclusive. Aku semakin gencar dan aktif di instagram searching hastag-hastag ini : #ASI #ASIP (ASI Perah) #PejuangASI #AnakASI #Busui dll, foto yang muncul biasanya foto berbotol-botol ASI beku didalam freezer, amazing…

Awalnya aku masih belum sesemangat sekarang, masih ‘let it flow’ aja, takut gembar-gembor pengen ASI exclusive eh ternyata si baby ga mau nyusu, masih belum PD lah istilahnya. Aku bahkan baru tahu yang namanya IMD (inisiasi menyusui dini) beberapa saat sebelum lahiran, saat adikku yang bidan berpesan nanti pas bayi selesai dibersihin pas baru lahir, minta susternya naruh bayi itu di dada kita agar dia mencari susu ibunya (ternyata ilmu dari Om Google belum lengkap aku pelajari). Kerennya bayiku nggak isi nyari-nyari susu ibunya tapi langsung ‘hap’ dapat, dan menyusu dengan lahap. Syukur juga rumah sakit tempatku bersalin termasuk yang pro ASI, jadi pas bayiku lahir perawatnya bertanya sama ibunya, bayinya mau disusui atau ditaruh di ruang bayi? “ASIIIII” kataku, jadi otomatis bayi itu akan sekamar dengan kita dan hanya akan keruang bayi untuk mandi saja (asiiikkkk). 

Oke, bayi mau menyusu dengan semangat, ASI keluar dengan lancar, sekarang tinggal bagaimana cara punya stock ASI perah untuk baby Kesa seperti foto ibu-ibu bekerja di Instagram itu. Perah..perah..perah..aku mulai merah ASI dari Baby Kesa umur tiga mingguan. Percobaan pertama, ‘marmet’ atau memerah pakai tangan, katanya cara ini paling disarankan, karena selain hasilnya berlipat-lipat ganda, cara ini juga menghindari bengkak dan juga tidak memakan biaya, hasilnya? GAGAL. Susuku sakit dan hasilnya nggak seberapa, hiks… Mari kita beli pompa ASI. browsing sana-sini, katanya pompa manual “piegon” lumayan bagus di kisaran harga yang standart (kalau yang bagus-bagus tapi mahal sih banyak 😀 ). Percobaan kedua, pakai pompa, hasilnya lumayan, walaupun belum banyak tapi minimal enggak sakit dan enggak rempong lah ASInya muncrat sana-sini seperti saat marmet kemarin, hihi. Metode pompa dengan pompa manual berlanjut, hasilnya sedikit-sedikit tapi selalu aku syukuri, hasilnya tetap aku simpan di freezer sesedikit apapun, itu nanti bisa dipakai untuk Kesa latihan pakai dot. Setelah sekian lama, hasilnya masih berantakan, kadang banyak, kadang dikit, tapi aku nggak nyerah, dan tetap konsisten mompa, lama-lama hasilnya menakjubkan. Sekali pompa aku bisa dapat 240ml, sampai-sampai aku mengganti botol pompa standar yang ukurannya 150ml ke botol pompa yang kelih panjang biar nggak gonta-ganti pas mompa.

10672107_10204992386195182_1750978265566448350_nSenangnyaaa, ternyata nggak ada yang nggak mungkin selama kita niatnya sungguh-sungguh. Setelah ASIP lancar munculah maslah baru, tempat penyimpanan. Ternyata kulkas dapur satu pintu itu nggak bisa menampung ASIPku yang sudah berbotol-botol, sampai-sampai aku pakai plastik khusus ASI agar hemat tempat, ternyata tetap kurang. Apalagi kulkas satu pintu tidak bisa menyimpan asi lebih dari sebulan. Hmm… demi anak, apa sih yang nggak, akhirnya terbelilah freezer ‘es mambo’ kata suamiku.

10710938_10205231583414963_8126893832633977185_n

Stock-stock ASI Kesa dipindahin semua, lumayan banyak. Sampai sekarang Kesa berumur empat bulan, syukurnya masih ASI exclusive, mudah-mudahan bisa sampai lulus S1 dua bulan lagi, terus lanjut S2 umur satu tahun, dan S3 pas 2 tahun, AMIIINNNN….

POSPARTUM

9 Juli 2014 – Kerja hari terakhir sebelum cuti shift sore. Pulang jam 9 PM dan mendapati bercak darah saat ketoilet. Seneng-seneng takut sih, untung kerja dianter suami, jadi berasa aman aja. Karena bercak darah nggak terlalu banyak dan belum ada sakit apa-apa, aku putusin buat ke dokter besok saja.

10 Juli 2014Belum masuk tanggal cuti sih, tapi schedule sudah OFF 2 hari. Paginya flek masih berlangsung, Ok, aku putusin nanti sore harus kedokter dan kebetulan memang sore ini SPOG’ku ada jadwal praktek. Setelah periksa dalam (aku berharap anakku segera lahir karena aku sudah masuk OFF sebelum cuti dimulai tanggal 12 nanti) ternyata kata dokter “ohh…belum kok, belum ada tanda-tanda, bayinya juga masih agak diatas dan baik-baik saja, kemungkinan hanya kepala bayi yang menabrak pembuluh darah saat mencari jalan lahir. Santai saja buk, perkiraan masih dua mingguan kan?” Hmm, penonton kecewa, padahal sudah berharap cepat-cepat ketemu bayiku…

11 Juli 2014 – Jam 4 AM kok mules ya? Ahh, cuma pingin ke toilet mungkin. Jam 6 AM kok mulesnya makin intens ya? BBM adik ajalah, sekalian menguji ilmu kebidannya dia, dan BBM bibik juga yang seorang kepala bidan kabupaten Bali barat (heboh). Ohh cuma kontraksi palsu kata mereka berdua. “Kontraksi yang sebenarnya bukanlah mules diperut, tapi sakit di pinggang” tambah bibiku. Ok, catat “dipinggang”.Semakin siang dan terus semakin siang, aku beraktifitas seperti biasa, bantu mertua masak, bahkan sampai jalan-jalan kewarung. Mulesnya semakin heboh dan semakin sering, aku masih santai karena mulesnya masih aku rasain diperut (percis seperti nyeri haid). Jam 4 PM ‘debuggg‘ seperti digebugin rasanya, sakitnya tuh disini *sambil nunjuk pinggang belakang* langsung deh aku sama suami heboh, mana mertua lagi kondangan pulak. Wushhaaa…wushhaaa…yakin banget pasti ini dia ‘sakit’nya karena sesuai petunjuk ibu-ibu bidan tadi. “Kalau sakitnya belum intens, dan masih bisa nahan, tahan aja dulu, orang lahiran pertama itu prosesnya lama” kata adikku. Oke, kita tahan. Mandi dulu lah, keramas dulu lah, makan, siap-siap bajuku (baju bayi sudah dipacking jauh-jauh hari) dan yakkk, jam 6 PM “Aku ga tahan sayang, sakitnya tiap lima menit ni…” kataku ke suami. Akhirnya jam 6 PM itu kita berangkat ke RSU Surya Husada Denpasar.

6.30 PM : Kata susternya “Baru bukaan dua ibuk…” Jiaahhh, padahal sakitnya heboh, pikiranku udah bukaan 8, hahaha. Saya boleh pulang dulu gak sust? soalnya saya dengar-dengar kalau bukaan dua itu artinya masih lagi lamaaaaaaa lahirnya. Setelah susternya nelpon SPOGku, aku belum dibolehin pulang, disuru nunggu dokternya selesai peraktek dulu jam 9 PM buat cek-cek kondisiku. Baiklah aku nurut… Hihihi, jadi inget pertama kali aku masuk ke ruang bersalin, disana ada 3 bed yang disekat-sekat gorden hijau. Aku dapet di bed yang paling ujung, dan masih duduk dengan santai karena sakitnya masi standar-standar aja. Nah, yang di bed tengah-tengah ini lagi heboh jejeritan mau lahiran, “tollooonnggg dokteerrrr, ini mau keluwaarrr, aaaaaa, tolooonnggg, aaaddduuuuhhhh sakiiiitttt….” Bokkk, yang namanya aku belum punya pengalaman, baru pertama kali pula, yaa horor dong denger backsound gituan, dan makin mengkerutlah aku dipojokan. “owek…owekkk…” anaknya lahir, perempuan, dan ikutlah aku netesin air mata (hahaha, lebay) tapi serius, aku ikut seneng, ikut bahagia, karena aku denger perjuangan ibunya jerit-jerit buat ngeluarin bayi itu dari perutnya. Selamat yaa, sementara aku lupa sama mulesku sendiri 🙂

9.00 PM : dr. I Made Darmayasa, SpOG yang aku tunggu-tunggu datang juga. “Bukaan 4 buk, jangan pulang lah, disini aja, kalau mau jalan-jalan boleh…” Saya memang sudah nggak mau pulang dok, sakitnya tuh sudah nggak seperti tadi, ini lebih heboh lagi, jangankan pulang, rasanya jalan keparkir aja ga sanggup…

Selanjutnya… (Aku sudah nggak meratiin jam lagi) berlanjutlah ritual-ritual sebelum melahirkannya seperti dimasukkannya air sabun ke anus biar nanti pas ngeden nggak keluar yang ‘kuning-kuning’itu, terus sama pengambilan sample darah buat jaga-jaga, semua dilakukan oleh para suster, suster? iya,dokternya pulang dulu, nanti kalau sudah mau lahir baru balik lagi. Rasanya sudah lama sekali aku guling-gulin di bed itu ditemenin suami, ibu, sama ibu mertua, sampai akhirnya aku diminta pindah ke bed tengah (tempat ibu-ibu waktu aku baru masuk tadi melahirkan) karena bed ditengah katanya lebih lebar dan lebih nyaman. Aku disuruh minum air terus sama Ibu biar katanya nanti pas ngeden enggak seret, sebenernya disuruh makan juga, ibu bawain nasi bungkus bali kesukaanku, tapi sudah ga nafsu makan sama sekali. Entah ini sudah jam berapa, sudah bukaan berapa, intinya sakitnya itu bikin aku ngeden sendiri padahal belum dibolehin ngeden sama susternya sampe bukaan lengkap, dan “plak” aku denger ada yang pecah, ada yang keluar, ternyata itu katanya ketuban. Ketubanku pecah dibukaan 8, “sekarang boleh ngeden deh buk” kata susternya, dokternya juga sudah disana. Lancar..lancar..lancar..

12 Juli 2014, 2.35 AM : Nongollah yang ditunggu-tunggu secara normal, bayi laki-lakiku yang memiliki berat 3,56kg dan panjang 51cm. Susternya minta suamiku ikut dia buat bersihin si bayi, sedangkan aku, aku masih sibuk ngeluarin ari-ari dan dijahit sama Bapak dokter. Segitu aja sakitnya? Ga seberapa kok (hallahhh sok, padahal tadi udah jumpalitan bilang ‘ga kuat,,,ga kuat…’) eh, tapi emang iya, sakitnya itu ga ada apa-apanya setelah kita ngeliat, meluk, nyium, trus nyusuin bayi kita. Welcome to the world Lanang Jr.

10419959_10202127847058132_9014842947700131108_n

9 bulan yang menyenangkan

Heihooo, sudah lama sekali sejak tulisan terakhir di blog ini yang bilang aku bisa merasakan detak jantung bayiku saat berusia empat bulan dikandungan, sampai akhirnya sekarang bayiku sudah berusia empat bulan diluar kandungan. Time flies. Aku benar-benar menikmati masa-masa kehamilan pertamaku, hamil yang santai, yang tidak menyusahkan, yang menyenangkan, membahagiakan.

10410286_10204458731734154_248820293072949431_n

Saat hamil sudah sangat besarpun aku masih mandiri kerja naik motor sendiri menempuh jarak 25 km bolak balik Denpasar-Nusa Dua, yaa sesekali saat kerja diweekend tetep ngojek suami sih, hihi…

10366280_10204496114348696_8180519420921362428_n

Sesekali kalau liburnya pas samaan sama suami, aku sempatin mandi di pantai, atau cuma sekedar jalan-jalan biar katanya persalinan nanti lancar. Badanku mulai membesar, kaki-kaki membangkak, dan aku semakin semangat, karena itu artinya sebentar lagi aku bakal ketemu anakku. Anak yang sudah hampir sembilan bulan ini aku bawa kemana-mana didalam perutku.

Aku mulai cuti tanggal 12 Juli 2014, tanggal dimana tepat bayi laki-laki’ku lahir. Iya, dia lahir maju dua minggu, padahal perkiraannya dia lahir tanggal 23 Juli 2014. Awalnya aku sempat tarik ulur lho sama si Boss waktu disuruh cuti tanggal 12 Juli, karena kau pikir “ngapain juga dirumah gulang-guling, mending aku cuti dekat-dekat tanggal 23 saja biar bisa lebih lama sama anakku…” setelah diberi masukan ini-itu oleh si bos, akhirnya aku deal juga (syukurlah…). Ada cerita ‘percaya tak percaya’ dengan kelahiran bayiku ini, Aku memang mulai cuti tanggal 12 Juli, tapi dua hari sebelumnya aku sudah tidak bekerja karena memang jadwalnya yang OFF Duty, nah saat itu aku bercanda sama suami sambil elus-elus perut ‘merequest’ kepada si baby di dalam perut kalau dia sudah boleh lahir di hari sabtu atau minggu ini karena Ibu sudah mulai cuti dan bapaknya juga libur “sayang, lahirnya sabtu atau minggu ya, ibu sudah mulai cuti, biar bisa lama kita main-mainnya. Sabtu sama minggu Ajik juga libur, jadi nggak perlu nelpon darurat kekantornya nyuruh dia pulang kalau-kalau perut ibu mules mau melahirkan nanti” gitu kataku dan suami, dan taraaaaa, dia lahir sabtu subuh, anak pintaaar…

. . . seminggu kemudian

Jumat, 22 November 2013

5.00 AM Hari ini bukannya sengaja bangun pagi, tapi memang karena kerja pagi. Kucruk..kucruk..kucruk.. kekamar mandi, dan kali ini tidak hanya membawa handuk, tapi ada cawan plastik dan test pack (kali ini yang ada iklannya di TV dengan harapan lebih akurat). Sudah tidak se’deg-deg’an kemarin sih, karena hari ini aku rasa hanya memperjelas ‘keHAPPYan’ kemarin 🙂

Dua garis merah sangat jelas muncul disana, iya, ada dua, dan jelas. Artinya. . . Aaaakkkkkk ~~~/

Gambar

Oke, aku mesti ngapain sekarang?

Beli susu hamil? –susu apa yang bagus ya, yang enak, yang sehat. . .

Kedokter? –dokter siapa yang harus aku pilih, yang berpengalaman, yang ramah, yang ada di RS provider. . .

Bilang sama bos? –apa kata pembukanya, kapan, saat apa aku harus bilang. . .

Begitu banyak pertanyaan dikepala, satu-satu aku dan suami akan bicarakan, iya, dengan suami, karena aku tidak sendiri, ada satu orang lagi disebelahku ini yang senyum-senyum happy…

Minta doa’nya biar kedepannya lancer ya, semoga sehat Ibu dan Bayi sampai persalinan nanti 🙂

POSITIVE Thinking

Jumat, 15 November  2013

3.00 AM Ada rasa penasaran besar yang mengalahkan kantuk. Bolak-balik badan beberapa kali, aku putuskan “sekarang aja lah”. Iya, aku memang belum terlambat haid (haid bulan lalu tanggal 16, tepat dua hari setelah acara pernikahan kami) dan hari ini baru tanggal 15, tapi apa salahnya mencoba?

Kemarin, aku membeli test pack yang biasa (bukan yang ada iklannya di TV) dengan rencana awal “iseng-iseng” kalau hasilnya positif (+) ini bisa jadi kado ultah suamiku yang ke 27, kalaupun negative (-) itu artinya aku harus siap untuk tidak bias ikut sembahyang dengan keluarga dua  hari lagi. Dan aku selalu positive thinking 😉

Kembali ke lap..top, eh… kembali kejam 3.00 AM, aku masuk kamar mandi dan mulailah ritual itu. Singkat cerita, sepuluh detik pertama, hanya ada satu garis merah muncul, dan aku tetap menghitung detik dalam hati (sebelas.. dua belas.. tiga belas..) samar-samar garis kedua muncul, tidak terlalu terang, tapi cukup membuat jantungku pindah ke perut, hitungan detik dalam hati tadi membuyar entah keberapa, yang aku tahu, aku positif hamil. HOREEEEE… Ingin rasanya cerita kesemua, ssshhhtttt… pamali…

Image

 

Tentu orang yang pertama tahu suamiku (rencana awal yang maunya buat kado tanggal 16 besok, sudah kacau karena saking senangnya). Orang kedua yang tahu Bu Bidan alias adikku, dia menyarankan tes ulang minggu depan agar lebih jelas. Jadiiii, tunggu test pack kedua aku ya 😉